Tips Mengajarkan Anak Berhemat di Era Serba Digital

Di zaman sekarang, anak-anak tumbuh di tengah dunia yang serba cepat dan serba instan. Cukup satu klik, mereka bisa memesan makanan, membeli mainan, atau mengunduh aplikasi game baru. Kondisi ini memang memudahkan, tapi di sisi lain, membuat anak rentan menjadi konsumtif jika tidak diajarkan berhemat sejak dini.

Mengajarkan anak berhemat di era digital bukan sekadar melarang mereka membeli ini-itu. Justru, ini adalah kesempatan emas untuk membekali mereka dengan literasi finansial yang relevan dengan perkembangan teknologi.


Mengapa Anak Perlu Belajar Berhemat Sejak Dini?

Berhemat bukan berarti pelit. Berhemat adalah tentang mengatur prioritas, mengelola uang dengan bijak, dan membedakan kebutuhan serta keinginan.

  • Anak yang belajar berhemat akan terbiasa membuat keputusan finansial yang tepat.
  • Mereka lebih siap menghadapi dunia yang penuh godaan konsumsi digital.
  • Berhemat melatih anak memahami nilai uang, bukan hanya jumlahnya.

Seperti yang dibahas dalam artikel latih manajemen keuangan sejak kecil, pendidikan keuangan sebaiknya dimulai dari rumah agar anak memiliki bekal kuat untuk masa depan.


1. Ajarkan Konsep Kebutuhan vs Keinginan

Anak sering kali tidak bisa membedakan mana yang benar-benar dibutuhkan dan mana yang hanya diinginkan.

  • Gunakan contoh sehari-hari, misalnya membedakan antara membeli buku sekolah (kebutuhan) dan membeli mainan baru yang sudah mirip dengan yang dimiliki (keinginan).
  • Terapkan metode diskusi, bukan sekadar melarang. Tanyakan pendapat mereka, lalu arahkan agar mereka memahami alasan di balik keputusan itu.

2. Gunakan Uang Jajan Sebagai Latihan

Uang jajan adalah “miniatur” gaji bulanan bagi anak. Dengan mengelolanya, mereka bisa belajar:

  • Menyisihkan sebagian untuk tabungan.
  • Mengatur belanja harian.
  • Mempertimbangkan harga sebelum membeli sesuatu.

Seperti dijelaskan di artikel bekal penting di masa depan, kebiasaan ini membantu anak memahami manajemen keuangan sejak kecil.


3. Manfaatkan Aplikasi Keuangan untuk Anak

Era digital justru bisa menjadi alat bantu yang efektif.

  • Gunakan aplikasi keuangan khusus anak untuk memantau pemasukan dan pengeluaran.
  • Ajak anak mengatur target tabungan, misalnya untuk membeli sepeda atau gadget impian.
  • Beberapa aplikasi menyediakan fitur visual seperti grafik, yang memudahkan anak memahami perkembangan tabungannya.

4. Terapkan Sistem “Tunda Beli”

Anak-anak sering terpengaruh oleh iklan online atau tren di media sosial. Ajarkan mereka untuk menunda pembelian barang yang tidak terlalu mendesak.

  • Beri waktu 3–7 hari untuk memikirkan apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan.
  • Latihan ini mengajarkan mereka mengontrol emosi dalam berbelanja.

5. Libatkan Anak dalam Diskusi Keuangan Keluarga

Tidak perlu membahas hal yang terlalu rumit. Cukup ajak mereka melihat bagaimana orang tua mengatur pengeluaran bulanan.

  • Contoh: jelaskan bahwa tagihan listrik bisa turun jika semua anggota keluarga hemat energi.
  • Tunjukkan bahwa setiap pengeluaran memiliki konsekuensi pada tabungan atau rencana liburan.

6. Jadikan Menabung Sebagai Aktivitas Seru

Menabung akan terasa membosankan jika hanya diartikan sebagai “menyimpan uang di celengan”.

  • Gunakan celengan transparan agar anak melihat uangnya bertambah.
  • Adakan tantangan keluarga, misalnya siapa yang berhasil mengumpulkan tabungan terbanyak dalam sebulan akan mendapat hadiah.
  • Gunakan metode “tabung dan bagi”, yaitu sebagian untuk tabungan jangka panjang, sebagian untuk hiburan.

7. Beri Teladan Lewat Kebiasaan Orang Tua

Anak belajar banyak dari kebiasaan orang tua.

  • Jika orang tua sering membeli barang secara impulsif, anak akan menirunya.
  • Sebaliknya, jika orang tua bijak dalam mengatur keuangan, anak akan lebih mudah mencontoh.

Mengajarkan anak berhemat di era digital bukan berarti memutus mereka dari dunia modern. Justru, orang tua perlu memanfaatkan teknologi untuk membantu anak belajar mengatur keuangan dengan cara yang relevan dan menyenangkan.

Dengan membiasakan anak mengatur uang jajan sejak kecil, menggunakan aplikasi keuangan yang ramah anak, dan membedakan kebutuhan serta keinginan, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang bijak secara finansial di masa depan.